Masa remaja adalah periode penting dalam perkembangan fisik dan psikologis seseorang. Salah satu aspek kesehatan yang sering kali kurang diperhatikan pada masa ini adalah kesehatan mata. Ada beberapa penyakit mata umum sering kali muncul atau berkembang selama masa remaja seperti miopi, hipermetropi, astigmatisme, konjungtivitis, dan kerusakan mata akibat penggunaan gawai.
Miopi

Miopi, atau rabun jauh, adalah jenis penyakit mata di mana seseorang dapat melihat objek yang dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat kabur. Ini terjadi ketika bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk difokuskan di depan retina, bukan tepat di atasnya.
Adapun gejala yang dialami seperti kesulitan melihat objek yang jauh, sering memicingkan mata untuk melihat lebih jelas, sakit kepala akibat ketegangan mata, serta pandangan terasa buram ketika melihat dalam jarak jauh. Miopi biasanya dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak. Untuk beberapa kasus, operasi seperti LASIK dapat menjadi solusi jangka panjang.
Baca Juga :
10 Gangguan Mata Karena Kolesterol TinggiÂ
Waspada! Ini Dia Penyakit Mata Turunan pada AnakÂ
Hipermetropi (Plus)

Hipermetropi, atau rabun dekat, adalah penyakit mata di mana seseorang dapat melihat objek yang jauh dengan jelas, tetapi objek yang dekat terlihat kabur. Ini terjadi ketika bola mata terlalu pendek atau kornea terlalu datar, sehingga cahaya difokuskan di belakang retina. Hipermetropi sering kali bersifat genetik, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Penderita dapat mengalami gejala kesulitan melihat objek yang jaraknya dekat, mata cepat lelah saat membaca atau melakukan pekerjaan dalam jarak dekat, mengalami sakit kepala serta sering merasa perlu untuk menggosok mata. Hipermetropi biasanya dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak yang dirancang khusus untuk mengubah titik fokus cahaya ke retina.
Baca Juga :
Astigmatisme

Astigmatisme adalah penyakit mata di mana kornea atau lensa mata memiliki bentuk yang tidak simetris, menyebabkan cahaya yang masuk difokuskan di lebih dari satu titik di retina. Kondisi ini dapat terjadi bersamaan dengan miopi atau hipermetropi. Penyebab utama astigmatisme adalah bentuk kornea yang tidak sempurna, yang bisa diwariskan atau akibat cedera mata.
Gejala yang dialami penderita astigmatisme antara lain, penglihatan kabur pada semua jarak, kesulitan membaca teks yang berukuran kecil, mata cepat lelah serta sering mengalami sakit kepala akibat ketegangan mata. Astigmatisme biasanya dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak torik yang dirancang khusus. Dalam beberapa kasus, operasi refraktif seperti LASIK juga dapat dilakukan. Namun untuk menjalani pengobatan ini, lakukan konsultasi ke dokter mata terlebih dahulu.
Baca Juga :
Bintik Kuning Mata, Apakah Tanda Hepatitis?
Konjungtivitis

Konjungtivitis, atau mata merah, adalah penyakit mata yang mengakibatkan peradangan pada konjungtiva, yaitu selaput tipis yang melapisi bagian depan mata dan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, alergi, atau iritasi akibat zat kimia. Pada remaja, konjungtivitis sering disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang mudah menyebar di lingkungan sekolah.
Gejala yang dialami antara lain, terjadi kemerahan pada mata, mata berair atau berlendir, mata terasa gatal atau ada sensasi terbakar pada mata, kelopak mata bengkak serta mata lebih sensitif terhadap cahaya.
Pengobatan konjungtivitis tergantung pada penyebabnya. Konjungtivitis virus biasanya sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga minggu. Konjungtivitis bakteri memerlukan antibiotik, sementara konjungtivitis alergi dapat diobati dengan obat antihistamin.
Kerusakan Mata Akibat Penggunaan Gawai

Penggunaan gawai yang berlebihan, seperti smartphone, tablet, dan komputer, dapat menyebabkan sindrom penglihatan komputer atau digital eye strain. Kondisi ini terjadi akibat menatap layar digital dalam waktu lama tanpa jeda, yang mengakibatkan mata tegang dan kering.
Gejala yang timbul antara lain mata terasa lelah atau tegang, mata kering, penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri pada leher dan bahu akibat postur tubuh yang buruk saat menggunakan laptop atau gawai.
Mengurangi waktu penggunaan gawai dan mengambil jeda secara teratur (misalnya, mengikuti aturan 20-20-20: setiap 20 menit melihat sesuatu sejauh 20 kaki selama 20 detik) sangat penting. Menggunakan tetes mata untuk menjaga kelembaban mata dan memastikan pencahayaan yang baik juga dapat membantu mengurangi gejala. Selain itu, penting untuk menjaga jarak pandang yang aman dan ergonomis saat menggunakan perangkat elektronik.
Menjaga kesehatan mata selama masa remaja sangat penting untuk memastikan perkembangan visual yang optimal dan mencegah masalah mata di masa depan. Pemeriksaan mata secara teratur oleh profesional kesehatan mata dapat membantu mendeteksi dan mengoreksi penyakit mata sejak dini. Selain itu, menerapkan kebiasaan sehat seperti mengatur waktu penggunaan gawai dan menjaga jarak pandang yang tepat dapat membantu melindungi mata dari kerusakan lebih lanjut. Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter mata.
Sumber : dr. Dian Rosalia S.pM